SUMENEP | Detakindo.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara menginstruksikan seluruh jajarannya untuk menggelar aksi unjuk rasa nasional bertajuk “Reformasi Polri – Polisi Preman Berseragam!” pada 31 Agustus hingga 5 September 2025. Aksi akan berlangsung di Mabes Polri, Polda, dan Polres di berbagai daerah di Indonesia.
Instruksi ini dituangkan dalam surat resmi yang ditandatangani Koordinator Pusat BEM Nusantara, Muksin Mahu, dan Sekretaris Pusat, Djamaludin Puluhulawa, pada 28 Agustus 2025. Seruan ini muncul menyusul tewasnya seorang pengemudi ojek online di kawasan Pejompongan, Jakarta, setelah dilindas kendaraan taktis Brimob.
“Polisi yang represif adalah musuh demokrasi. Kekerasan aparat tidak boleh lagi dibiarkan menjadi wajah negara. Setiap pelanggaran yang menumpahkan darah rakyat adalah pengkhianatan terhadap amanat reformasi,” tulis BEM Nusantara dalam pernyataannya.
BEM Nusantara menyoroti bahwa kasus tewasnya ojol hanyalah salah satu dari banyak catatan buram kepolisian. Beberapa di antaranya termasuk penggunaan gas air mata dan ambulans dalam aksi di Pati, Jawa Tengah, pada 13–14 Agustus 2025, yang membuat puluhan warga dilarikan ke rumah sakit. Organisasi mahasiswa ini juga menyoroti penembakan antarpolisi, dugaan pembunuhan oleh oknum aparat, serta praktik kekerasan fisik yang kerap menimpa warga sipil.
Dalam pernyataannya, BEM Nusantara merumuskan enam tuntutan utama kepada Polri:
1. Menghentikan tindakan represif terhadap rakyat dalam aksi demonstrasi.
2. Mengusut tuntas dan mengadili secara transparan oknum polisi pelanggar HAM.
3. Memproses hukum anggota kepolisian yang terbukti melanggar aturan.
4. Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap satuan-satuan Polri.
5. Membentuk lembaga independen pengawas kepolisian.
6. Menegakkan demokrasi dengan menghormati kebebasan pers, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat sipil.
BEM Nusantara menegaskan, jika brutalitas aparat terus dibiarkan, rakyat bersama mahasiswa akan mengonsolidasikan perlawanan lebih besar, masif, dan radikal.
Sekretaris Daerah BEM Nusantara Jatim, Moh. Syauqi, memastikan pihaknya telah melakukan konsolidasi ke seluruh pengurus BEM di Jawa Timur untuk menindaklanjuti seruan tersebut.
“Iya betul. Kami sudah konsolidasi dan akan segera menentukan mapping yang tepat untuk langkah selanjutnya,” ujarnya singkat.